Selasa, 28 Juli 2009

Penyakit daun pada Lengkeng Jenis Itoh

Lengkeng dataran rendah jenis Itoh konon dari negeri asalnya Thailand merupakan jenis lengkeng dataran tinggi yang secara bertahap diadaptasikan agar dapat tumbuh di dataran rendah. Masuk ke Indonesia pada awalnya Itoh atau Edaw terkenal sangat sulit untuk dibuahkan. Kabarnya di Thailand sendiri untuk membuahkan harus di rangsang dengan zat yang termasuk kategori bahan peledak, dan ini yang dilarang peredarannya di Indonesia. Salah-salah kita berurusan dengan Densus 88 bila memiliki bahan tersebut. Namun belakangan para penghobi tanaman buah ditanah air berhasil membuahkan dengan formula khusus sebagai perangsangnya, tidak terkecuali punya saya (untuk cara membuahkan Itoh akan diulas lain waktu., mohon sabar ya..…)

Suatu hari saya dikejutkan oleh 5 tanaman itoh saya yang telah berumur 3 tahun. Buah yang ditunggu tak kunjung tiba, eh yang muncul malah daun muda yang ujungnya coklat menuju kering. Tidak terlihat tanda-tanda serangan insect atau hewan pengganggu waktu itu. Analisa pertama waktu itu kemungkinan adanya keracunan atau Ph tanah yang tidak cocok dengan syarat tumbuh Itoh. Yang anehnya lagi daun yang sudah tua tidak terserang, dengan kata lain daun yang terserang daun muda menuju tua. Dan yang meyebabkan saya menyimpulkan bahwa itoh ternyata tidak cocok di kebun saya ialah karena jenis tanaman lengkeng seperti Diamond River dan Pingpong daunnya tidak terserang sama sekali…
Dengan terpaksa daun yang ujungnya kering dan menggulung pada itoh saya buang semua dengan harapan akan muncul daun baru yang sehat. Ternyata harapan dari daun baru sama sekali tidak bias diharapkan, alias masih berujung kering dan menggulung.

Serangan
Singkatnya, lewat diskusi dengan istri dan seorang teman, ketemulah penyebab semua itu. Hal tersebut ternyata disebabkan oleh ulat kecil yang menyerang daun dan berada di tulang daun. Ulat ini menetas lewat serangga yang menusukkan telurnya ke daun pupus Itoh (sampai saat ini saya belum menemukan vector atau hewan pembawa telur ulat ini). Setelah menetas dan menjadi ulat, si ulat yang berada ditengan tulang daun ini akan menggerogoti tulang daun utama (tengah). Hal ini bisa dilihat pada pupus daun itoh yang muda dan kelihatan menggulung. Kalau Anda melihat pupus itoh agak menggulung seperti daun muda yang kelihatan layu, pasti di dalam tulang daunnya sudah bersarang ulat ini. Dengan seiring menuanya daun muda ini, dan ulat hanya berhasil menyerang sebagian tulang daun, maka daun menjadi hijau tua dengan bekas serangan ulat (pucuk daun) menjadi kering kehitaman dan menggulung.

serangan pada daun

Pada daun muda yang terkena, coba anda petik dan belah tulang daun yg ditengah perlahan-lahan. Perhatikan tulang daun sudah kosong isinya karena serangan ulat, dan belah lagi hingga ke pangkal daun. Disitu Anda akan menemukan ulat kecil yang sedang berpesta. Sebagai catatan, ulat akan kelihatan biasanya di pagi atau sore hari, entah di siang hari ia istirahat dimana.


belah tulang daun untuk melihat ulat

ulat yang berhasil saya keluarkan

Penanggulangan
Serangan ulat ini tidak bisa dibasmi secara spontan. Untuk menanggulanginya, jika serangan sudah parah atau hamper 70 %, hilangkan daun yang sudah terkena serangan dan bakar agar ulat mati. Jika belum parah, semprotkan insektisida yang bersifat sistemik secara berkala. Pengalaman saya penyemprotan Insektisida Sistemik tiap minggu diselingi dengan penyemprotan insektisida kontak. Sebagai contoh minggu I disemprot insektisida sistemik, minggu II disemprot yang kontak, minggu II sistemik lagi dan seterusnya. Penyemprotan sebaiknya dilakukan dipagi atau sore hari.

Oh ya, sebaiknya untuk mencegah serangan pada daun ini lakukan tindakan preventif secara berkala dengan penyemprotan insektisida dengan dosis anjuran walaupun tidak terjadi serangan. Dijamin deh, kita tidak akan melihat itoh berdaun hitam kering lagi…….

Tidak ada komentar: